PT Pertamina (Persero) mengungkap sejumlah strategi UMKM mitra binaan yang menembus pasar global pada kegiatan Seminar Nasional Rumah BUMN Pertamina. Kegiatan ini diselenggarakan untuk menyemarakan HUT Pertamina ke-65 sekaligus meningkatkan engagement Rumah BUMN (RB) Pertamina dengan para pelaku UMKM, serta mendorong transformasi bisnis UMKM menuju digitalisasi dan menembus pasar global.
Kontribusi ekspor UKM Indonesia terhadap total ekspor hanya berkontribusi sebesar 14%, masih tertinggal jauh dari negara Asia lainnya. Dengan demikian, bisa dikatakan UMKM Indonesia belum siap untuk ekspor, walau sebenarnya memiliki potensi yang sangat besar untuk ekspor mengingat besarnya proporsi jumlah UMKM dan sumber daya di Indonesia.
“Value proposition atau nilai keunggulan yang ditawarkan kepada calon konsumen merupakan suatu hal penting untuk menganalisis keberhasilan ekspor produk. Produk yang memiliki nilai keunggulan berarti memiliki manfaat yang dibutuhkan bagi konsumennya melalui elemen-elemen produknya. Elemen-elemen tersebut, yakni pricing, kuantitas produksi, desain, rasa, fungsi dari produk tersebut,” ujar perwakilan Pendidikan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) Kementerian Perdagangan, Edy Priyanto Utomo dalam keterangan tertulis, Senin (12/12/2022).
Namun, elemen-elemen tersebut tidak cukup dianggap sebagai nilai keunggulan jika tidak sesuai dengan target pasar. Sebab, nilai yang dianggap unggul oleh suatu segmen pasar belum tentu dianggap unggul bagi segmen pasar lainnya.
“Setelah kita mengetahui nilai keunggulan, maka yang perlu dilakukan selanjutnya adalah mengenali potensi target pasar atau negara tujuan ekspor, regulasi perdagangan internasional khususnya dalam perjanjian atau kemitraan, kenali prosedur ekspor dan menyiapkan dokumen ekspor,” ucapnya.
Langkah selanjutnya adalah standar yang dibutuhkan produk untuk masuk ke negara tujuan sesuai dengan regulasi pemerintah. Jika suatu produk tidak memenuhi standar wajib yang ditentukan, maka otomatis produk tersebut tidak dapat melewati bea cukai. Misalnya, kandungan produk memerlukan uji lab dan tambahan surat keterangan bahwa produk yang berupa kayu bukan merupakan hasil dari illegal logging.
Di sisi lain, Staff Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyatakan bahwa Kementerian BUMN sangat mengerti bahwa kendala yang dihadapi UMKM tidak hanya terkait pendanaan tetapi juga pembinaan.
“Kami mendorong Rumah BUMN yang ada di 248 kabupaten maupun kota di seluruh Indonesia untuk membantu memberikan pelatihan,” ujar Arya.
Selain itu, Kementerian BUMN mengambil langkah mengaktifkan Rumah BUMN (RB) untuk mengajak para UMKM masuk ke e-commerce. Harapannya di akhir tahun 2022 ini, semua Rumah BUMN (RB) sudah memiliki official store sendiri.
“Jadi ketika ada momen-momen tertentu seperti halnya HUT Pertamina, bisa dijadikan ajang promosi dengan memberikan promo diskon atau flash sale untuk menarik minat konsumen,” ucapnya.
Kementerian BUMN akan terus memberi dukungan baik dalam bentuk pelatihan maupun pameran seiring dengan semangat pantang menyerah para pelaku UMKM. Arya berharap agar UMKM tidak cepat merasa puas dan terus berfikir kreatif serta inovatif dalam meningkatkan kualitas produknya, sehingga bisa diterima di pasar global.
Sementara itu, VP CSR & SMEPP Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan bahwa saat ini Pertamina tengah bekerja sama dengan beberapa lembaga ekspor seperti Exporhub, Indonesian Diaspora SME-SMI Export Empowerment & Development (ID-SEED), Global Edukasi Talenta Inkubator (GETI Inkubator) yang merupakan lembaga yang berafiliasi dengan asosiasi-asosiasi eksportir Indonesia serta andalan ekspor Indonesia.
“Kita harapkan jumlah dari UMKM binaan Pertamina maupun UMKM Ruman BUMN Pertamina yang go global akan semakin meningkat,” ungkap Fajriyah.
Saat ini, tercatat sekitar 424 UKM RB yang telah masuk dalam kategori go global dan telah memiliki kemampuan uantuk memasang produknya hingga ke luar negeri. Tidak hanya menambah keuntungan bagi pelaku UMKM, tapi juga memberi dampak terhadap perekonomian nasional.
“Kegiatan seminar nasional ini sebagai salah satu bentuk upaya yang dilakukan oleh Pertamina agar bisa menjawab segala ganjalan yang dirasakan para pelaku UMKM selama ini, serta dapat memanfaatkan segala bentuk pelatihan yang di lakukan di Rumah BUMN yang dapat meningkatkan kapasitas UMKM dan menanamkan mindset bahwa orientasinya tidak hanya untuk meningkatkan penjualan dalam negeri tetapi juga hingga ke pasar global,” pungkasnya.
Menurutnya, melalui Rumah BUMN (RB), pertamina ingin menghadirkan energi yang dapat menggerakkan roda ekonomi. Energi yang menjadi banan bakar, serta energi yang menghasilkan pertumbuhan kelanjutan.
Pertamina juga mendukung pencapaian SDG (Sustainable Development Goals) melalui implementasi program-program berbasis ESG (Environment, Social, and Governance) di seluruh wilayah operasioanlnya. Hal ini merupakan bagian dari tanggung jawab lingkungan dan sosial, demi mewujudkan manfaat ekonomi di masyarakat.
Sebagai informasi, seminar nasional yang mengusung tema ‘UMKM Bangga Produk Lokal Tembus Pasar Global’ ini dihadiri oleh lebih dari 500 UMKM dari 30 Rumah BUMN (RB). Kegiatan tersebut dilaksanakan secara online serta offline dimana sebagian UMKM berkumpul di masing-masing kantor Rumah BUMN (RB).
Sumber asli: detik.com